Ditepi hutan tinggallah
pemburu bersama istrinya mereka ingin sekali mempunyai anak suatu ketika
terkabullah keinginannya, sang istri mengandung mungkin karena pengaruh bayi
dalam kandungannya, ia mempunyai keinginan yang bermacam-macam.
“aku ingin daun rapunsel,”
kata sang istri suatu hari.
“ daun rapunsel? Daun apa
itu?” tanya pemburu keheranan.
“ aku melihatnya dalam mimpi. Dauun itu berada
di kebun di belakang menara.
” Begitu istrinya menyebut
menara, teringatlah pemburu akan bangunan di tengah hutan. Pemburu memang
pernah melihatnya. Bangunan itu memang sudah sangat tua. Dindingnya sudah lapuk
ditumbuhi tanaman lumut. Pemiliknya adalah nenek sihir yang jahat.
“keparat beraninya kamu mencuri tanamanku!”
pekik nenek sihir marah. Matanya membeliak. Giginya menyeringah.
“a... ampun, nek!” pemburu ketakutan tubuhnya
gemetar dan wajahnya mendadak pucat. “saya terpaksa melakukannya istri saya
mengandung ia menginginkan daun rapunsel itu!” nenek sihir kemudian berkata
“baiklah! Kau ku ampuni kau akan ku lepaskan tapo ada sebabnya”
“apa syaratnya, nek?
” ketika adakmu menginjak
remaja, aku akan datang mengambilnya.” Pemburu tidak mempunyai pilihan lain
lagi, kecuali harus memenuhi keinginan nenek sihir. Dan agar tak membuat
istrinya bersedih, sengaja pemburu tak bercerita tentang pertemuannya dengan nenek
sihir itu. Dan pada saat itulah nenek sihir itu datang. Rapunsel dibawa pergi.
Pemburu dan istrinya tak mampu menolak keinginan nenek sihir mereka hanya mapu
berdoa dan memasrahkan segalanya kepada tuhan. Rpunsel dikurung diatas menara.
Ia tidak pergi kemana-mana untuk keluaar dari sana, sangat tidak mungkin menara
itu sangat tinggi . tangga satu-satunya sudah dihancurkan oleh nenek sihir.
Kalau ingin menemui
rapunsel nenek sihir berteriak dari bawah
“Rapunsel
aku datang!
” rapunsel kemudian mengulurkan rambut
panjaangnya. Dengan rambut panjang itulah nenek sihir lalu memanjat sampai ke
puncak menara. Sunyi sepi diatas menara untuk menghibur hatinya. Rapunsel
menciptakan lagu dan bernyanyi. Lagu dan suaranya begitu merdu margasatwa dan
tanaman turut berduka manakala Rapunsel melantunkan suaranya.
Suatu ketika seorang
pangeran berburu di hutan itu. Dia mendengarkan lagu merdu, yang ternyata
berasal dari atas menara. Didekatinya menara itu. Sayang ia tidak bisa naik ke
atas pada saat itulah nenek sihir datang. Pangeran cepat bersembunyi.
“rapunsel! Nenek
datang...!” teriak nenek sihir. Rambut panjang Rapunsel segera menjulur ke bawah. Nenek sihir
kemudian memanjat ke atas dengan rambut itu.
Tahulah sang pangeran
bagaiman cara memanjat menuju ke atas menara. Ketika nenek sihir tidak ada
disana, dengan cara yang sama, samg pangeran naik ke atas menara dan bertemu
Rapunsel.
“jangan takut!” ujar
pangeran menenangkan Rapunsel yang ketakutan. “aku akan menolongmu.” Pada saat
itulah nenek sihir datang. Ia berteriak memabggil Rapunsel dan naik ke atas
menara. Tahulah ia bagwa ada orang asing yang menemui Rapunsel. Nenek sihir
marah. Ia melemparkan pangeran ke bawah untunglah Rpunsel berhasil menolongnya
dengan mengulurkan rambutnya.
Untuk menjaga berulangnya
kejadian yang sama, nenek sihir memindahkan Rapunsel ke tempat yang lain. Suatu
pagi pangeran datang lagi ia mengira Rapunsel masih terkurung di atas menara “
Rapunsel, aku datang!” teriak pangeran. Rambut panjangpun terulur. Sang
pangeran cepat-cepat naik. Namun sebelum menginjak lantai di atas menara, dia
kaget. Bukan Rapunsel menyambut kedatangannya, melainkan nenek sihir itu .pangerang
cepat-cepat turun. Nenek sihir yang berharap terjatuh dari menara dan menemui
ajalnya, segera memotong rambutnya .namun untunglah sebelum rambut terpotong
,pangerang telah sampai ditanah .
Kini justru nenek sihir
yang terjebak ! dengan rambut terpotong pendek ,dia tidak bisa turun ketanah
.dia berteriak-teriak ,berharap ada orang menolongnya .namun hal itu tidak
pernah terjadi.pangerang akhirnya malah bertemu dengan rapunsel .lalu mengajak
gadis itu mengajak pulang keistana . bahagia selamanya.
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Gadis diatas menara ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar