Di suatu
desa hiduplah seorang raja yang memiliki penasehat spiritual yang setiap
selesai shalat shubuh datang untuk memberikan nasehat spiritual. Namun seseorang
yang iri hati dan tidak senang melihat kedekatan antara penasehat spiritul
tersebut dengan sang raja, sampai suatu ketika orang tersebut datang kepada
raja untuk menfitnah penasehat spiritual tersebut, orang itu mengatakan kepada
raja “saya ingin melapor kepada raja!” , raja menjawab “apa yang ingin kamu laporkan
kepadaku?”, orang itu berkata “penasehat spiritual raja mengatakan hal jelek
tentang raja kepada masyarakat!”, raja bertanya “hal jelek apa tentang saya
yang ia katakan?”, orang tersebut menjawab “penasehat spiritual raja mengatakan
kepada masyarakat bahwa mulut raja baunya tidak sedap!”, taja berkata “tidak
mungkian dia melakukan hal tersebut, saya tidak percaya, kalau memang dia
berkata seperti itu kepada masyarakat apa buktinya?”, orang itu berkata “kalau
raja tidak percaya, tunggulah besok ketika dia datang, dia pasti menutup mulut
dan hidungnya”, raja berkata “okey kita tunggu besok”. Keesokan harinya seperti
biasa setelah shalat shubuh penasehat spiritual raja tersebut berangkat menuju
istana raja, namun ditengah perjalanan dia dicegat oleh orang yang iri hati
tersebut dan mengajaknya untuk makan dirumah orang yang iri hati tersebut,
sesampainya di rumah orang yang iri hati tersebut penasehat spiritual tersebut
disuguhi makanan yang mengandung banyak bawang sehingga membuat aroma mulutnya
menjadi tidak sedap. Setelah disuguhi makanan penasehat spiritual raja itupun
kembali berangkat ke istana raja, namun sesampainya di istana raja penasehat
spiritual itu berpikir “tidak mungkin saya menghadap kepada raja dalm keadaan
mulutku berorama bawang” maka iapun menghadap raja menutup mulut dan hidungnya
dengan tangan. Ketika melihat itu sang rajapun berpikir “benar juga yang
dikatakan orang itu kemarin” sang rajapun menulis sebuah surat kepada
prajuritnya dan menyuruh penasehat spiritualnya itu untuk mengantarnya. Ketika
dalam perjalanan kembali penasehat spiritual itu kembali dicegat oleh orang
yang iri hati tersebut dan bertanya kepadanya “apa yang kamu bawa itu?”,
penasehat itu berkata “saya diperintahkan oleh raja untuk mengantarkan surat
ini kepada prajuritnya!”, orang iri hati itupun berpikir bahwa surat itu adalah
surat penting yang jika diantarkan akan mendapatkan imbalan yang besar dan
orang tersebutpun memaksa untuk menggantikan sang penasehat untuk mengantar
surat tersebut dan sang penasehat itu terpaksa menyerahkan surat tersebut. Ketika
surat itu diterima oleh prajurit raja ternyata isinya memerintahkan agar
menyembelih orang yang mengantar surat tersebut, prajurit itupun langsung
menyembelih orang yang iri hati tersebut. Keesokan harinya ketika sang penasehat datang ke istana raja, sang
rajapun bingung “kenapa dia masih hidup” lalu sang raja bertanya kepada sang
penasehat “apakah surat yang kemarin sudah kamu sampaikan?”, sang penasehatpun
menjawab “kemarin saya dipaksa oleh si-A agar supaya menyerahkan surat itu
kepadanya untuk diantarkan ke tujuan”, sang rajapun berkata “gawat, orang itu
pasti sudah tewas!”, sang penasehat bertanya “kenapa dia tewas raja?”, sang
raja berkata “surat yang kemarin kamu antarkan berisi perintah agar menyembelih
orang yang mengantar surat itu!”, kembali penasehat bertanya “ kenapa anda
ingin menyembelih saya?”, sang raja menjawab “si-A mengatakan bahwa kamu
mengatakan kepada masyarakat bahwa mulut saaya bau!”, sang penasehat berkata
“saya tidak pernah mengatakan hal itu raja!”, rajapun kembali bertanya “kenapa
kemarin kamu menutup mulut dan hidungmu dengan tangan?”, sang penasehat
menjawab “kemariin saya disuguhi makanan yang mengandung banyak bawang dan saya
malu menghadap raja dalam keadaan mulut saya beraroma bawang!”.
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Sifat iri hati menjadi bumerang ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar