BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang masalah.
Filsafat
merupakan salah satu disiplin ilmu yang sudah cukup lama muncul, disiplin ilmu
ini diperkirakan muncul di Yunani akibbat dari rasa keingin tahuan orang-orang terhadap
peristiwa-peristiwa alam disekitar mereka dan mulai meninggalkan ketergantungan
mereka terhadap agama untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka tersebut.
Rasa keingin tahuan manusia tersebut muncul disebabkan
karena manusia telah dianugerahi oleh Allah SWT dengan akal pikiran yang
membuat manusia akan mencari jawaban atas pertanyaan/masalah yang ia temui.
Filsafat
bukanlah sebuah ilmu yang didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen, akan
tetapi didalami dengan mengutarakan permasalahan secara persis yang kemudian
mencari solusi dari masalah itu dengan memberikan argumen dan alasan terhadap
solusi tersebut.
Sebagai disiplin ilmu pengetahuan, pada awal
kemunculannya filsafat memiliki cakupan pembahasan yang cukup luas meliputi
manusia, bidang sosial, gejala alam, , dan lain-lain bahkan beberapa orang
mengelari filsafat sebagai induk dari ilmu pengetahuan, meskipun seiring
perjalanan waktu filsafat terpecah ke dalam disiplin ilmu khusus yang lebih
focus pada satu bidang seperti sosiologi, antropologi, biologi, dan lain-lain.
Salah satu bidang yang juga menjadi aspek kajian
filsafat pada era modern saat ini adalah pendidikan, sebab pendidikan juga
merupakan bidang yang memiliki segudang problematika yang perlu dicarikan
solusi.
B. Rumusan
masalah.
Berdasarkan uraian singkat sebelumnya maka yang akan
menjadi focus pembahasan makalah penulis ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana definisi filsafat pendidikan?
2.
Apa dasar filsafat pendidikan?
3.
Bagaimana ruang lingkup filsafat
pendidikan?
4.
Bagaimana tujuan filsafat pendidikan?
C.
Tujuan
penulisan.
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui definisi filsafat pendidikan!
2.
Untuk mengetahui dasar filsafat
pendidikan!
3.
Untuk mengetahui ruang lingkup filsafat
pendidikan!
4.
Untuk mengetahui tujuan filsafat
pendidikan!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep
filsafat
pendidikan.
Dalam
Bahasa Indonesia, kata filsafat berasal dari Bahasa
Arab yakni falsafah yang juga berakar dari Bahasa Yunani yaitu philosophia yang
merupakan gabungan dari 2 kata yakni philia yang berarti persahabatan, cinta
dsb, dan sophia yang berarti kebijaksanaan, sehingga secara harfia filsafat
dapat diartikan pencinta kebijaksanaan[1]”.
“Aristoteles mengemukakan
bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan
demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab
telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu[3]”.
“Imanuel Kant berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yange
menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup
empat persoalan yaitu :
1.
Apakah
yang dapat kita kerjakan? jawabannya metafisika.
2.
Apakah
yang seharusnya kita kerjakan? jawabannya Etika.
3.
Sampai
dimanakah harapan kita? jawabannya Agama.
Dari beberapa
pengertian diatas dapat ditarik sebuah benang merah bahwa filsafat adalah studi secara kritis
mengenai masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia dan merupakan alat
dalam mencari jalan keluar yang terbaik agar dapat mengatasi semua permasalahan
hidup dan kehidupan yang dihadapi.
Definisi pendidikan sendiri
menurut Jhon Dewey adalah “sebuah proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, yang menyangkut daya pikir (intelektual)
maupun daya rasa (emosi)[5]”.
Sedangkan Al Syaibani menjelaskan bahwa “pendidikan adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan
pribadinya sebagai bagian dari kehidupan masyarakat dan kehidupan alam
sekitarnya[6]”.
Dengan demikian, dari uraian di atas dapat kita tarik
suatu pengertian bahwa filsafat pendidikan merupakan ilmu pengetahuan normatif dalam bidang pendidikan
yang bertujuan untuk merumuskan
kaidah-kaidah norma-norma dan atau ukuran tingkah laku perbuatan yang
sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan kehidupannya.
Terdapat suatu hubungan yang erat sekali dan tak
terpisahkan antara filsafat pendidikan
dengan pendidikan. Filsafat pendidikan mempunyai peranan
yang amat penting dalam sistem pendidikan karena filsafat merupakan pemberi
arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan
landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.
Secara makro, apa yang menjadi objek pemikiran
filsafat, yaitu permasalahan kehidupan manusia, alam semesta, dan alam
sekitarnya, juga merupakan objek pemikiran filsafat pendidikan. Namun secara
mikro, ruang lingkup filsafat pendidikan meliputi:
1.
Merumuskan
secara tegas sifat hakikat pendidikan (the nature of education)
2.
Merumuskan
sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan (the nature of man).
3.
Merumuskan
secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan
kebudayaan.
4.
Merumuskan
secara hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, teori dan pendidikan.
5.
Merumuskan
hubungan antara filsafat negara (ideologi), filsafat pendidikan dan politik
pendidikan (sistem pendidikan)
6.
Merumuskan
sistem sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan
pendidikan.
Sama halnya
dengan cabang filsafat lain, filsafat pendidikan juga memiliki dasar-dasar yang
menjadi landasan kokohnya konstruksi filsafat pendidikan diantaranya sebagai
berikut :
1.
Metafisika.
Metafisika merupakan bagian filsafat yang mempelajari
masalah hakekat. Mulai dari hakekat dunia, hakekat manusia, hakekat tuhan,
termasuk di dalamnya hakekat anak. Metafisika secara praktis akan menjadi
persoalan utama dalam pendidikan. Karena anak bergaul dengan dunia sekitarnya.
Maka ia akan memiliki dorongan yang kuat untuk memahami tentang segala sesuatu
yang ada. Memahami filsafat ini diperlukan cara implisit untuk mengetahui ke
arah tujuan pendidikan
2.
Epistimologi.
Epistemologi ini diperlukan dalam pendidikan antara
lain dalam hubungannya dengan penyusunan dasar kurikulum. Pengetahuan apa yang
harus diberikan pada anak didik, diajarkan di sekolah dan bagaimana cara
memperoleh pengetahuan dan cara menyampaikannya seperti apa.
3.
Aksiologi.
Aksiologi membahas nilai baik atau nilai buruk. Nilai
indah atau tidak indah. Dan tidak mengakui nilai absolut tetapi menolak pula
nilai yang bersifat subjektif seperti yang berlaku dalam nilai estetis. Nilai
yang ada adalah nilai yang bersifat io-psikologis ekonomik historis. Dasar
tingkah laku moral adalah pengetahuan ilmiah serta cinta dan simpati manusia.
Pertimbangan-pertimbangan moral yang tertanam dalam diri pribadi melalui proses
pendidikan dan sosialisasi menjadi dasar kemauan bebas dalam menentukan pilihan
norma-norma yang tertanam dalam kebiasaan-kebiasaan berfungsi motivatif
bersifat mewajibkan.
B.
Tujuan
filsafat pendidikan.
Ada beberapa hal
yang menjadi tujuan dari filsafat pendidikan diantaranya sebagai berikut :
1.
Dengan
berfikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia, lebih mendidik dan membangun
diri sendiri
2.
Seseorang
dapat menjadi orang yang dapat berfikir sendiri
3.
Memberikan
dasar-dasar pengetahuan, memberikan pandangan yang sintesis pula sehingga seluruh pengetahuan
merupakan satu kesatuan
4.
Hidup
seseorang tersebut dipimpin oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang
tersebut. Sebab itu mengetahui pengetahuan-pengetahuan dasar berarti mengetahui
dasar-dasar hidup diri sendiri
5.
Bagi
seorang pendidik filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena filsafatlah
yang memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang mengenai
manusia seperti misalnya ilmu mendidik
Selain itu , tujuan
filsafat pendidikan juga dapat dilihat dari beberapa aliran filsafat pendidikan
yang dapat mengembangkan pendidikan itu sendiri yaitu :
1.
Realisme.
Aliran realisme berpandangan bahwa hakikat realitas
adalah fisik dan ruh, bersifat dualistis. Tujuan pendidikannya membentuk
individu yang mampu menyesuaikan diri dalam masyarakat dan memiliki rasa
tanggung jawab kepada masyarakat.
2.
Pragmatisme.
Aliran pragmatisme merupakan kreasi filsafat dari
Amerika, dipengaruhi oleh empirisme, utilitarianisme, dan positivisme. Esensi
ajarannya, hidup bukan untuk mencari kebenaran melainkan untuk menemukan arti
atau kegunaan. Tujuan pendidikannya menggunakan pengalaman sebagai alat untuk
menyelesaikan hal-hal baru dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.
3.
Humanisme.
Humanisme berpandangan bahwa pendidikan harus
ditekankan pada kebutuhan anak (child centered). Tujuannya untuk aktualisasi
diri, perkembangan efektif, dan pembentukan moral
4.
Behaviorisme.
Paham behaviorisme memandang perubahan perilaku setelah
seseorang memperoleh stimulus dari luar merupakan hal yang sangat penting. Oleh
sebab itu, pendidikan behaviorisme menekankan pada proses mengubah atau
memodifikasi perilaku. Tujuannya untuk menyiapkan pribadi-pribadi yang sesuai
dengan kemampuannya, mempunyai rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan
masyarakat.
5.
konstruktivisme.
Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan diperoleh
melalui proses aktif individu mengkonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik,
dialog, dan lain-lain melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang
telah dimiliki seseorang. Tujuan pendidikannya menghasilkan individu yang
memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan persoalan hidupnya.
Tujuan filsafat
pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran
yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan
dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan.
Praktik
pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa
implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna
mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori
pendidikan.
Peranan filsafat
pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi
masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan
tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan
rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep
yang akan dikaji serta pedagogik atau ilmu dan seni mengajar materi subyek
terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta
didik.
BAB III
KESIMPULAN
Darri uraian singkat makalah penulis ini dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Filsafat pendidikan merupakan ilmu pengetahuan normatif dalam bidang pendidikan
yang bertujuan untuk merumuskan
kaidah-kaidah norma-norma dan atau ukuran tingkah laku perbuatan yang
sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan kehidupannya.
2. Filsafat
pendidikan berlandaskan pada 3 elemen utama yaitu metafisika, epistimologi, dan
aksiologi.
3. Ruang
lingkup filsafat pendidikan adalah merumuskan sifat hakikat pendidikan, sifat hakikat manusia
sebagai subjek dan objek
pendidikan, hubungan
antara filsafat, filsafat pendidikan, agama, kebudayaan, teori, pendidikan,
idiologi dan politik pendidikan, serta sistem sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan
yang merupakan tujuan pendidikan.
4. Filsafat
pendidikan bertujuan untuk mencari dan memberi solusi terhadap masalah pada
dunia pendidikan, menciptakan proses pembelajaran yang ideal demi tercapainya
tujuan pendidikan yang telah dicita-citakan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali
Imran. 2005. Pengembangan pendidikan
nasional. Bandung: PT. Remaja
rosdakarya.
Jalaluddin, dkk. 1997. Filsafat pendidikan. Jakarta: Gaya media pratama.
Rapar
Jan Hendrik. 2007. Pustaka filsafat
pengantar filsafat. Yogyakarta:
Kanisius.
Saputra
Hendra. 2008. Pengantar filsafat
pendidikan. Jakarta: PSB FKIP
UHAMKA
Sumedi
Pudjo, dkk. Pengertian filsafat.
http://akhmadsudrajat.wordpress.
com/2008/02/08/pengertian-filsafat/.
[1]
Jan Hendrik Rapar, Pustaka filsafat
pengantar filsafat, (Yogyakarta: Kanisius,
2007), hal. 14.
[2]
Pudjo Sumedi, dkk, Pengertian filsafat,
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/08/pengertian-filsafat/
[4]
ibid.
[5]
Imran Ali, Pengembangan pendidikan
nasional, (Bandung: PT. Remaja rosdakarya, 2005), hal. 11.
[6]
ibid, hal. 12.
Silahkan teman klik link di dibawah ini untuk mendownload
makalah dalam format MS Word secara garatis.
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Makalah - Konsep dan tujuan filsafat ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar