BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang masalah.
Islam merupakan
agama samawi yang diturunkan Allah ke muka bumi ini melalui perantaraan Rasul-Nya
Muhammad SAW dengan Al-Qur’an sebagai kitab sucinya yang diturunkan secara
mutawatir melalui perantaraan malaikat jibril.
Sebagai sebuah
agama, Islam menjadi salah satu agama dengan jumlah pemeluk yang cukup besar di
dunia yang tersebar hampir di seluruh dunia. Mayoritas pemeluk Islam terdapat
di Timur tengah, Afrika utara, Asia, Cina, Eropa timur, Rusia, Eropa barat,
serta Indonesia yang sampai saat ini masih tercatat sebagai negara dengan
jumlah penduduk Islam terbesar di dunia.
Bagi tiap-tiap
pemeluk agama termasuk Islam, tentunya percaya bahwa agama yang ia peluk adalah
benar dan akan memberikan ketenangan bagi dirinya.
Salah satu hal
yang melatar belakangi kemunculan filsafat di Yunani adalah keingin tahuan
orang-orang terhadap peristiwa-peristiwa alam disekitar mereka dan mulai
meninggalkan ketergantungan mereka terhadap agama untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan mereka tersebut.
Hal tersebut
membuat beberapa orang berpendapat bahwa agama dan filsafat tidak sejalan,
meskipun pada akhirnya kini telah bermunculan cabang-cabang dari filsafat
termasuk filsafat agama seperti filsafat kristen dan filsafat islam.
B.
Rumusan
masalah.
Berdasarkan
paparan singkat yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi garis besar pembahasan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa
itu filsafat?
2. Bagaimana
pandangan islam terhadap filsafat?
3. Apa
itu filsafat islam?
C.
Tujuan
penulisan.
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui tentang filsafat!
2. Untuk
mengetahui pandangan islam terhadap filsafat!
3. Untuk
mengetahui tentang filsafat islam!
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sekilas
tentang filsafat.
“Filsafat adalah studi tentang
seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan
dalam konsep mendasar[1]”.
Dalam Bahasa Indonesia, kata
filsafat berasal dari Bahasa Arab yakni falsafah
yang juga berakar dari Bahasa Yunani yaitu philosophia
yang merupakan gabungan dari 2 kata yakni philia
yang berarti persahabatan, cinta dsb, dan sophia
yang berarti kebijaksanaan, sehingga secara harfia filsafat dapat diartikan
pencinta kebijaksanaan[2].
Beberapa ahli
mengemukakan pendapatnya mengenai definisi filsafat diantaranya adalah sebagai
berikut :
1.
Plato
(428 – 348 SM) berpendapat bahwa “filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang
segala yang ada[3]”.
2.
Aristoteles
(384 - 322 SM) mengemukakan bahwa “kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab
dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali.
Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan
ilmu[4].
3.
Imanuel
Kant (1724 – 1804 M) berpendapat bahwa “filsafat adalah ilmu pengetahuan yange
menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup
empat persoalan yaitu :
a.
Apakah
yang dapat kita kerjakan? jawabannya metafisika.
b.
Apakah
yang seharusnya kita kerjakan? jawabannya Etika.
c.
Sampai
dimanakah harapan kita? jawabannya Agama.
d.
Apakah
yang dinamakan manusia? jawabannya Antropologi[5]”.
Filsafat
bukanlah sebuah ilmu yang didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen, akan
tetapi didalami dengan mengutarakan permasalahan secara persis yang kemudian
mencari solusi dari masalah itu dengan memberikan argumen dan alasan terhadap
solusi tersebut.
Secara garis
besar filsafat dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu filsafat menurut wilayah
dan filsaffat menurut latar belakang agama. Filsafat menurut wilayah misalnya filsafat
barat, filsafat timur, dan filsafat timur tengah. Sedangkan filsafat menurut
latar belakang agama misalnya filsafat islam, filsafat kristen, filsafat hindu,
dan filsafat budha.
Keberagaman
latar belakang tersebut menghasilkan beberapa filsuf terkenal yang namanya
masih dikenal sampai saat ini seperti Thales, Sokrates,
Plato,
Aristoteles, Thomas Aquinas, Réne Descartes,
Immanuel Kant, Georg Hegel,
Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, Jean-Paul Sartre,
Sidharta Budha Gautama/Budha,
Bodhidharma,
Lao Tse,
Kong Hu Cu,
Zhuang Zi,
Mao Zedong,
Ibnu Sina,
Ibnu Tufail,
Kahlil Gibran, dan Averroes.
Dalam
perjalanannya , filsafat mulai terpecah ke dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan
khusus seperti fisika, antropologi dan lain-lain, dan mulai memisahkan diri dari
filsafat, akan tetapi sampai saat ini filsafat tetap dianggap sebagai induk dari
ilmu pengetahuan.
B.
Pandangan
islam terhadap filsafat.
Perkenalan dunia
islam dengan filsafat terjadi sekitar abad ke-8 masehi, pada saat islam mulai mengembangkan
sayapnya ke negeri-negeri baru diluar Jazirah Arab dan menemukan berbagai adat
dan budaya asing, salah satu dari budaya asing yang mewarnai sejarah islam
tersebut adalah filsafat.
Didalam islam
sendiri, terjadi perbedaan pendapat di kalangan kaum muslimin mengenai filsafat,
ada yang menolak dan ada pula yang menerima.
‘Menurut As-Zamahsyari mengungkapkan
bahwa salah satu pokok terjadinya perbedaan pendapat mengenai filsafat adalah
adanya perbedaan pandangan terhadap ayat mutassyabihat, ayat mutasyabihat adalah
ayat yang tidak hanya memiliki satu penafsiran saja, akan tetapi memiliki lebih
dari satu penafsiran sehingga memberi peluang terhadap akal manusia untuk menafsirkannya[6]’.
Kalangan yang
menolak filsafat hanya memegang teguh ayat-ayat mukhamat yang hanya memiliki satu
arti, dan tidak menganggap penting ayat-ayat mutasyabihat yang menurut mereka
biarlah tetap menjadi rahasia Allah, sehingga mereka menolak adanya filsafat.
Sedangkan
kalangan yang menerima filsafat tetap menganggap penting ayat-ayat mutasyabihat
tersebut , dengan alasan manusia adalah mahkluk yang diciptakan Allah lengkap
dengan akal untuk memikirkan berbagai hikmah dibalik segala ayat-ayat yang ditunjukkan
oleh Allah SWT, selain itu filsafat juga dapat membantu menjelaskan isi
kanndungan dalam Al Qur’an dengan keterangan-keterangan yang dapat diterima akal
terutama bagi mereka yang baru mengenal islam dan belum kuat imannya.
Imam Al Ghazali
adalah salah satu ulama besar islam yang pada awalnya menentang filsafat, akan
tetapi pada akhirnya beliau mau menerima filsafat bahkan mau mempelajari
filsafat dan menggunakannya untuk menguraikan tentang ilmu tasawwuf.
Meskipun terjadi
perbedaan pandangan di kalangan kaum muslimin, akan tetapi pada dasarnya Islam tidak
melarang pemeluknya untuk berfilsafat selama tidak bertentangan dengan Al Qur’an
dan Hadits, bahkan di dalam Al Qur’an dan Hadits banyak ditemukan ayat-ayat dan
hadits yang memotifasi kita untuk berpikir, dan tidak sedikit pula ayat-ayat
dan sabda Rasulullah yang menjelaskan betapa mulianya orang yang beriman dan
berilmu pengetahuan, diantaranya adalah sebagai berikut :
Æìsùöt ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×Î7yz
“Niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan[7]”.(QS.
Al Mujadilah : 11)
ù=Ï?ur
ã@»sVøBF{$# $ygç/ÎôØnS
Ĩ$¨Z=Ï9
( $tBur
!$ygè=É)÷èt
wÎ)
tbqßJÎ=»yèø9$#
ÇÍÌÈ
“Dan
perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya
kecuali orang-orang yang berilmu[8]”.(QS.
Al Ankabut : 43)
C.
Filsafat
islam.
Pada dasarnya
filsafat islam adalah pengembangan dari filsafat Yunani yang disesuaikan dengan
ajaran islam.
“Menurut Ibrahim Madkur, filsafat
islam adalah pemikiran yang lahir dalam dunia Islam untuk menjawab tantangan
zaman, yang meliputi Allah dan alam semesta, wahyu dan akal, agama dan filsafat[9]”.
“Ahmad Fuad Al-Ahwany berpendapat
bahwa filsafat Islam adalah pembahasan tentang alam dan manusia yang disinari
ajaran Islam[10]”.
“Sedangkan menurut Muhammad Atif
Al-Iraqy, filsafat Islam secara umum di dalamnya tercakup ilmu kalam, ilmu
ushul fiqh, ilmu tasawuf, dan ilmu pengetahuan lainnya yang diciptakan oleh
intelektual Islam. Pengertiannya secara khusus adalah pokok-pokok atau
dasar-dasar pemikiran filosofis yang dikemukakan para filosof muslim[11]”.
Berbeda dengan
filsafat modern yang kini telah terpecah ke dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan, cakupan ruang lingkup filsafat islam meliputi bidang-bidang yang
sangat luas misalnya logika, fisika, matematika, dan metafisika, dan seorang filosof
tidak akan disebut filosof sebelum ia menguasai beberapa bidang-bidang
tersebut.
Selain itu
filsafat islam juga berfokus kepada manusia dan alam, hal tersebut tentunya berbeda
dengan filsafat-filsafat lain yang tidak hanya berfokus kepada manusia dan alam,
akan tetapi juga berfokus kepada tuhan. Didalam filsafat islam konsep ketuhanan
telah jelas, itulah mengapa didalam filsafat islam tidak lagi mempertanyakan
konsep ketuhanan.
Di era
perkembangan zaman modern yang semakin hari semakin pesat, filsafat islam juga ikut
berperan penting dalam menjaga eksistensi islam , diantaranya adalah sebagai
berikut :
1.
Menjawab tantangan kontemporer.
Pada saat ini
ummat islam telah menghadapi persoalan-persoalan ilmiah filosofis yang berasal
dari pandangan ilmiah filosofis barat yang bersifat sekuler, yang seolah-olah ingin
menghapuskan tuhan dari muka bumi ini, misalnya saja teori Darwin yang
mengemukakan bahwa penciptaan hewan-hewan bukanlah atas kuasa tuhan, akan
tetapi karena hasil dari mekanisme alam sendiri yang ia sebut sebagai seleksi
alamiah (natural selection) yang juga
terkenal dengan istilah teori evolusi.
Hal ini tentunya
tidak sejalann dengan ajaran islam, sebab menurut islam makhluk hidup itu diciptakan
bukan ada karena hasil seleksi alam, hal ini pun telah dibuktikan oleh studi
ilmiah yang sekaligus mematahkan teori Darwin tersebut, misalnya saja ditemukannya
fosil jejak kaki manusia yang telah berusia 3,6 juta tahun di daerah Laetoli
Tanzania yang tidak berbeda dengan jejak kaki manusia di era modern saat ini,
hal ini tentunya membuktikan bahwa manusia itu diciptakan dan bukan dari hasil
evolusi, sebab manusia yang hidup 3,6 juta tahun yang lalu tetap sama dengan
manusia yang hidup di abad ke-21 saat ini.
Selain contoh
yang telah dipaparkan sebelumnya, tentunya masih banyak lagi
tantangan-tantangan lain yang harus dihadapi kaum muslimin, yang tentunya filsafat
islam memiliki peran yang cukup signifikan dalam menjawab dan menyelesaikan
tantangan-tantangan tersebut.
2.
Filsafat sebagai pendukung agama.
Menurut Mulyadhi Kartanegara
‘jika filsafat islam dipelajari dengan baik dan diarahkan dengan benar, maka
filsafat dapat menjadi mitra agama bahkan dapat menjadi tameng dalam menghadapi
serangan dari sains dan filsafat modern dengan cara filosofis dan dapat diterima
akal[12]’.
D.
Tokoh-tokoh
filsafat islam.
Sama halnya
dengan filsafat-filsafat lain, filsafat islam juga memiliki tokoh-tokoh filsuf
yang nama dan karyanya masih dikenal sampai saat ini, berikut ini beberapa
diantara tokoh-tokoh filsuf islam tersebut :
1.
Al Kindi.
Nama lengkapnya
adalah Ya’kub bin Ishak Al Sabbah bin Imran bin Al Asha’ath bin Kays Al Kindi. Nama
Al Kindi berasal dari nama suku Bani Kindah yang tinggal di selatan Jazirah
Arab, Bani Kindah merupakan salah satu suku yang memiliki kebudayaan yang
tinggi pada waktu itu.
Hidup di tengah
para kalangan intelektual, membuat Al Kindi mendapatkan pendidikan yang cukup
baik, mulai dari membaca Al Qur’an, menulis, dan berhitung.
Al Kindi telah mengarang
sekitar 241 buku dalam bidang filsafat, logika, aritmatika, kedokteran, ilmu
jiwa, politik, optika, musik, matematika dan sebagainya. Disamping itu, Al
Kindi juga menerjemahkan beberapa buku Yunani ke dalam bahasa Syiria kuno dan
bahasa Arab.
Dalam
pemikirannya Al Kindi banyak mengambil pemikiran Aristoteles, Plato, dan Socrates,
misalnya dalam hal metafisika dan kosmologi mengambil pemikiran Aristoteles,,
dalam hal psikologi merujuk pemikiran Plato, dan dalam hal etika Al Kindi
menggabungkan pemikiran Socrates dan Plato.
2.
Al Farabi.
Ia adalah Abu
Nashr Muhammad bin Muhammad bin Tharkhan, gelar Al Farabi diambil dari nama kota
kelahirannya yaitu Farab.
Al Farabi
merupakan filsuf muslim yang mendalami berbagai bidang ilmu pengetahuan diantaranya
bahasa, matematika, kimia, astronomi, kemiliteran, musik, ilmu alam, ketuhanan,
fiqih, dan mantik. Beberapa diantara karangan-karangan Al Farabi adalah :
a. Aghradlu
ma Ba’da at-Thabi’ah.
b. Al-Jam’u
baina Ra’yai al-Hakimain (Mempertemukan Pendapat Kedua Filosof; maksudnya Plato
dan Aristoteles).
c. Tahsil
as-Sa’adah (Mencari Kebahagiaan).
d. ‘Uyun
al-Masail (Pokok-Pokok persoalan).
e. Ara-u
Ahl-il Madinah al-Fadhilah (Pikiran-Pikiran Penduduk Kota Utama Negeri Utama).
f.
Ih-sha’u al-Ulum (Statistik Ilmu).
Meskipun
Al-Farabi telah banyak mengambil dari Plato, Aristoteles dan Plotinus, namun ia
tetap memiliki pemikiran tersendiri, sehingga pikiran-pikiranya tersebut
merupakan filsafat Islam yang berdiri sendiri, yang bukan filsafat stoa, atau
Peripatetik atau Neo Platonisme. Memang bisa dikatakan bahwa ada pengaruh dari
aliran-aliran tersebut, namun bahannya yang pokok adalah tetap dari Islam
sendiri.
3.
Ibnu Sina.
Ibnu Sina lahir
pada masa kemunduran Daulah Bani Abbasiyah, beliau lahir dan besar di suatu
tempat yang bernama Afsyana di daerah Bukhara.
Sejak kecil Ibnu
Sina telah mulai menghafal Al Qur’an, belajar ilmu-ilmu agama, ilmu astronomi,
matematika, fisika, logika, ilmu metafisika, dan ilmu kedokteran.
Banyak karya
karangan Ibnu Sina yang cukup terkenal diantaranya :
a. Asy
Syifa, buku ini merupakan buku filsafat terpenting karya Ibnu Sina, buku ini terdiri
dari 4 bagian yaitu logika, fisika, matematika, dan metafisika (ketuhanan).
b. An
Najat, buku ini merupakan rangkuman dari buku Asy Syifa.
c. Al
Qanun, buku ini pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, dan pernah menjadi
buku standar bagi universitas-universitas di Eropa sampai akhir abad ke-17.
d.
Al Isyarat Wat Tanbihat, buku ini
merupakan karya terakhir beliau dan pernah diterjemahkan ke dalamm bahasa
Francis.
Selain ketiga
tokoh tersebut masih banyak tokoh filsuf islam lain yang karya dan kemasyhurannya
tidak hanya diakui oleh kaum muslimin saja, tapi juga diakui oleh kaum non
muslimm seperti Al Ghazali, Ibnu Bajah, Ibnu Thufail, Ibnu Rusyd dan lain-lain
yang penulis tidak dapat menguraikan secara detail satu per satu.
BAB
III
KESIMPULAN
Berdasarkan
paparan singkat makalah ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Filsafat
merupakan hasil dari buah pikiran manusia dalam menjawab permasalahan yang ia
dapati dengan tetap mengedepankan aspek rasionalitas.
2. Islam
tidak melarang pemeluknya untuk berfilsafat, selama tidak bertentangan dengan
ajaran islam khususnya Al Qur’an dan Hadits.
3.
Filsafat islam merupakan pengembangan
dari filsafat Yunani yang disesuaikan dengan ajaran islam yang berlandaskan
asas ketauhidan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ashshiddiqi
Hasbi, Dkk. 1994. Al Qur’an dan
terjemahnya. Madinah: Mujammah
Al Malik fahd li thiba’ at al
mush-haf asy-syarif.
Kartanegara
Mulyadhi, dkk. 2006. Gerbang kearifan:
Sebuah pengantar filsafat
islam.
Tanggerang: Lentera hati.
Meliono
Irmayanti, dkk. 2007. MPKT modul 1.
Jakarta: Lembaga penerbitan FE
UI.
Ni’am
Moh. Khoirun. Pandangan islam tentang
filsafat. http://niamspot.blogspot
.com/2012/05/pandangan-islam-tentang-filsafat.html.
Rapar
Jan Hendrik. 2007. Pustaka filsafat
pengantar filsafat. Yogyakarta:
Kanisius.
Sumedi
Pudjo, dkk. Pengertian filsafat.
http://akhmadsudrajat.wordpress.
com/2008/02/08/pengertian-filsafat/.
[1]
Irmayanti Meliono, dkk, MPKT modul 1,
(Jakarta: Lembaga penerbitan FE UI, 2007), hal. 1.
[2]
Jan Hendrik Rapar, Pustaka filsafat
pengantar filsafat, (Yogyakarta: Kanisius,
2007), hal. 14.
[3]
Pudjo Sumedi, dkk, Pengertian filsafat,
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/08/pengertian-filsafat/
[6]
Moh. Khoirun Ni’am, Pandangan islam
tentang filsafat,
http://niamspot.blogspot.com/2012/05/pandangan-islam-tentang-filsafat.html
[7]
Hasbi Ashshiddiqi. Dkk, Al Qur’an dan
terjemahnya, (Madinah: Mujammah Al Malik fahd li thiba’ at al mush-haf
asy-syarif, 1994), hal. 910.
[8]
ibid, hal. 634.
[9]
Moh. Khoirun Ni’am, loc. cit.
[10]
ibid.
[11]
ibid.
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Makalah - Islam dan filsafat ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya
nike outlet
BalasHapuspandora jewelry
omega watches
boston celtics jersey
michael kors handbags
michael kors handbags
michael kors handbags
michael kors handbags
michael kors outlet
longchamps