BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang masalah.
Kata manajemen
mungkin bukan lagi kata yang asing bagi kita, sebab hampir di setiap kegiatan
keseharian kita perlu yang namanya manajemen baik itu disadari atau tidak
disadari.
Secara bahasa kata manajemen
berasal dari bahasa Ingris yaitu “kata kerja to manage berarti control yang dalam bahasa Indonesia
diartikan mengendalikan, menangani, atau mengelola[1]”.
Hampir semua
kegiatan sehari-hari kita perlu yang namanya manajemen karena tanpa manajemen
yang baik maka bisa dipastikan kegiatan yang kita lakukan tersebut akan
berantakan, hal tersebut terlihat dari luasnya cakupan disiplin ilmu manajemen
misalnya saja manajemen bisnis, manajemen keuangan, manajemen rumah tangga dan
lain-lain.
Salah satu hal
yang membutuhkan sentuhan manajemen agar bisa berjalan dengan baik dan
tujuannya dapat tercapai adalah sekolah, sebab sekolah merupakan salah satu
lembaga yang mengemban tugas untuk menghasilkan generasi muda penerus bangsa
yang berkualitas, cerdas, beriman dan bertanggung jawab.
Banyak hal yang
perlu dimanage dalam lingkungan sekolah, diantaranya tenaga pengajar, administrasi
keuangan, ketata usahaan, gedung, alat perlengkapan sekolah, pegawai sekolah,
kurikulum dan lain-lain.
Yang tidak kalah
pentingnya untuk di manage dengan baik dalam lingkungan sekolah adalah
siswa/peserta didik, yang merupakan salah satu komponen utama kegiatan
pendidikan di sekolah. Apalagi di era persaingan antara lembaga pendidikan yang
semakin ketat saat ini, sekolah harus berjuang bersungguh-sungguh untuk
memanage siswa/peserta didiknya agar
tidak mati karena tidak memiliki siswa/peserta didik.
Oleh karena
itulah sudah selayaknya peserta didik di manage dan dihargai martabatnya tidak
jauh berbeda dengan pembeli/konsumen dalam dunia usaha.
B.
Rumusan
masalah.
Berdasarkan
uraian singkat diatas, maka yang menjadi fokus utama pembahasan makalah kami
ini adalah sebagai berikut :
1. Apa
definisi manajemen peserta didik?
2. Bagaimana
ruang lingkup manajemen peserta didik?
3. Bagaimana
tujuan manajemen peserta didik?
4. Bagaimana
fungsi manajemen peserta didik?
C.
Tujuan
penulisan.
Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui definisi manajemen peserta didik!
2. Untuk
mengetahui ruang lingkup manajemen peserta didik!
3. Untuk
mengetahui tujuan manajemen peserta didik!
4.
Untuk mengetahui fungsi manajemen
peserta didik!
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Gambaran
umum manajemen peserta didik/kesiswaan.
Peserta
didik adalah “anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan, baik pendidikan formal
maupun pendidikan nonformal pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan
tertentu[2]”.
Di Indonesia
sebutan bagi peserta didik berbeda antara tiap jenjang pendidikan dan jenis
pendidikan, misalnya sebutan siswa/siswi untuk peserta didik di jenjang
pendidikan dasar dan menengah, mahasiswa/mahasiswi untuk peserta didik di
jenjang pendidikan tinggi, warga belajar untuk peserta didik pada pendidikan nonformal seperti pusat kegiatan
belajar masyarakat (PKBM) baik paket A, paket B, atau paket C, ada pula sebutan
santri bagi peserta didik yang mengikuti proses pendidikan di pondok pesantren.
Manajemen
peserta didik merupakan salah satu bagian dari manajemen sekolah yang memiliki
peran yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan manajemen sekolah.
Manajemen peserta didik dapat
diartikan sebagai suatu usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari
peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah[3]”.
Knezivich mendifinisikan
manajemen peserta didik sebagai “suatu layanan yang memusatkan perhatian kepada
pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti
pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan
kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah[4]”.
Jadi secara
simpel manajemen peserta didik dapat dipahami sebagai suatu usaha untuk
mengatur, mengawasi, dan melayani berbagai hal yang memiliki kaitan dengan
peserta didik agar peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran di sekolah,
mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai peserta didik tersebut
lulus dari sekolah.
Ada beberapa
prinsip-prinsip manajemen peserta didik yang perlu dipedomani dalam memanage
peserta didik diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Manajemen peserta didik dipandang
sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah.
Hal ini penting
dilakukan sebab sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa peserta didik
adalah elemen penting pada lembaga pendidikan khususnya sekolah untuk menjaga
keberlangsungan kegiatan pendidikan di sekolah. Olehnya itu, tujuan manajemen
peserta didik harus sejalan dengan tujuan manajemen sekolah atau paling tidak
harus mendukung tujuan manajemen sekolah.
2. Segala
bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan
dalam rangka mendidik peserta didik.
3.
Kegiatan-kegiatan manajemen peserta
didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta didik yang mempunyai
aneka ragam latar belakang dan punya banyak perbedaan.
Adanya keragaman
latar belakang atau perbedaan diantara para peserta didik diharapkan mampu
membuat para peserta didik bisa saling menghargai, memahami, dan memiliki
persatuan, dan perbedaan serta keragamaan tersebut tidak diharapkan memicu
konflik antar sesama peserta didik.
4. Kegiatan
manajemen peserta didik harus dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap
pembimbingan peserta didik.
5. Kegiatan
peserta didik harus mendorong dan memacu kemandirian peserta didik.
6.
Apa yang diberikan kepada peserta didik
dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan manajemen peserta didik haruslah
fungsional bagi kehidupan peserta didik baik di sekolah lebih-lebih di masa
depan.
Sebagai salah
satu unsur dari manajemen sekolah, seluruh kegiatan manajemen peserta didik
harus mengaksentuasikan pada penonjolan 4 pilar manajemen sekolah yaitu mutu,
kemandirian, partisipasi masyarakat, dan transparansi.
B. Ruang
lingkup manajemen peserta didik.
Ada beberapa
kegiatan yang menjadi ruang lingkup manajemen peserta didik yaitu sebagai
berikut :
1.
Perencanaan peserta didik.
Kegiatan ini
meliputi hal-hal sebagai berikut :
a.
Analisis kebutuhan peserta didik.
Tahap ini
merupakan tahap penentuan siswa yang dibutuhkan oleh sekolah/lembaga pendidikan
yang meliputi :
1) Merencanakan
jumlah peserta didik yang akan diterima dengan pertimbangan daya tampung kelas
yang tersedia, dan rasio antara murid dan guru.
2) Menyusun
program kegiatan kesiswaan yaitu visi dan misi sekolah, minat dan bakat siswa,
sarana dan prasarana yang tersedia, anggaran yang ada, serta tenaga kependidikan
yang tersedia.
b.
Rekrutmen peserta didik.
Langkah-langkah
yang dilakukan pada kegiatan pencarian
calon peserta didik adalah sebagai berikut :
1) Membentuk
panitia penerimaan peserta didik baru.
2) Pembuattan
dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik secara terbuka.
c.
Seleksi peserta didik.
Kegiatan ini
dilakukan untuk melakukan seleksi terhadap calon peserta didik, apakah calon
peserta didik akan diterima atau ditolak
menjadi peserta didik berdasarkan ketentuan yang berlaku.
d.
Orientasi peserta didik baru.
Kegiatan ini
merupakan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah kepada peserta didik baru,
baik lingkungan fisik sekolah maupun lingkungan sosial sekolah.
e.
Penempatan peserta didik.
Kegiatan ini
dilakukan dengan sistem kelas, peserta didik dapat dikelompokkan berdasarkan
kesamaan jenis kelamin, atau umur peserta didik. Selain itu pengelompokkan juga dapat dilakukan
berdasarkan perbedaan yang ada pada individu setiap peserta didik seperti
minat, bakat, kemampuan dan lain-lain.
f.
Pencatatan dan pelaporan peserta didik.
Kegiatan
pencatatan terhadap kondisi peserta didik dilakukan sejak peserta didik
diterima sampai ia lulus dari sekolah/lembaga pendidikan, kegiatan ini
bertujuan agar lembaga pendidikan mampu melakukan bimbingan seoptimal mungkin terhadap
peserta didik. Sedangkan pelaporan merupakan bentuk tanggung jawab lembaga
pendidikan atas perkembangan peserta didiknya.
2.
Pembinaan peserta didik.
Langkah kedua
pada kegiatan manajemen peserta didik adalah pembinaan terhadap peserta didik
yang meliputi layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik itu
sendiri, layanan-layanan khusus tersebut antara lain :
a.
Layanan bimbingan dan konseling.
Layanan BK
merupakan proses pemberian bantuan terhadap siswa agar perkembangannya optimal,
sehingga anak didik bisa mengarahkan dirinya dalam bertindak dan bersikap
sesuai tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
b.
Layanan perpustakaan.
Keberadaan
perpustakaan pada lembaga pendidikan sangat penting, sebab perpustakaan merupakan
penunjang proses pembelajaran di sekolah dengan memberi layanan informasi yang
dibutuhkan melalui koleksi bahan pustaka
yang dimiliki.
c.
Layanan kantin.
Salah satu
kebutuhan peserta didik adalah makanan yang bergizi, bersih, dan higienis,
olehnya itu keberadaan kantin di setiap sekolah sangat dibutuhkan untuk
menjamin peserta didik mendapatkan asupan makanan yang tidak berbahaya bagi
kesehatan selama berada di lingkungan sekolah.
d.
Layanan kesehatan.
Layanan
kesehatan di sekolah biasanya di bentuk dalam wadah yang diberi nama usaha
kesehatan sekolah (UKS), sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan dan
membina kesehatan siswa dan lingkungan sekitarnya.
e.
Layanan transportasi.
Layanan ini
biasanya hanya diperlukan pada jenjang pendidikan prasekolah seperti PAUD atau
TK, dan jenjang pendidikan dasar seperti SD untuk menunjang kelancaran proses
pembelajaran.
f.
Layanan asrama.
Bagi beberapa
peserta didik, layanan asrama sangat berguna khususnya peserta didik yang
lokasi tempat tinggalnya jauh dari lembaga pendidikan, biasanya lembaga
pendidikan yang menyediakan layanan asrama adalah tingkat sekolah menengah dan
perguruan tinggi.
3.
Evaluasi kegiatan peserta didik.
Menurut Wand dan Brown evaluasi
adalah “suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu[5]”.
tujuan evaluasi
peserta didik dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus, adapun tujuan umum evaluasi peserta didik adalah sebagai berikut :
a. Mengumpulkan
data-data yang membuktikan taraf kemajuan peserta didik dalam mencapai tujuan
yang diharapkan.
b. Memungkinkan
pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat.
c.
Menilai metode mengajar yang digunakan.
Sedangkan tujuan
khusus evaluasi peserta didik adalah :
a. Merangsang
kegiatan peserta didik.
b. Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan belajar
peserta didik.
c. Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan,
perkembangan, dan bakat peserta didik yang bersangkutan.
d.
Untuk
memperbaiki mutu pembelajaran atau cara belajar dan metode mengajar.
Berdasarkan
tujuan evaluasi yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dipaparkan
beberapa fungsi evaluasi peserta didik diantaranya sebagai berikut :
a.
Fungsi
selektif.
Dengan melakukan
evaluasi, guru dapat melakukan seleksi atau penilaian terhadap peserta didiknya
misalnya memilih peserta didik yang dapat naik kelas, memilih peserta didik
yang berhak mendapat beasiswa dan sebagainya.
b.
Fungsi
diagnostic.
Dengan evaluasi
guru mampu mengetahui kelemahan tiap-tiap peserta didik, sehingga mampu mencari
cara untuk mengatasinya.
c.
Fungsi penempatan.
Salah satu cara
untuk mengatasi perbedaan kemampuan peserta didik adalah dengan pembelajaran
secara kelompok, dan evaluasi dapat membantu menentukan di kelompok mana
seorang peserta didik akan ditempatkan.
d.
Fungsi pengukur keberhasilan.
Tentunya sudah
jelas bahwa program evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh apa
keberhasilan suatu kegiatan.
Secara garis
besar ada 2 alat evaluasi yang dapat digunakan yaitu tes dan nontes.
Menurut Bimo Walgito tes adalah
“suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan yang menggunakan
soal-soal, pertanyaan atau tugas-tugas dimana persoalan-persoalan atau
pertanyaan-pertanyaan itu telah dipilih dengan seksama dan telah
distandarnisasikan[6]”.
Ada 3 macam tes
yang dapat dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta didik yaitu :
a.
Tes diagnostik.
Tes diagnostik adalah “tes yang
digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan peserta didik sehingga
berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian pelakuan yang tepat[7]”.
b.
Tes formatif.
Tes ini
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah terbentuk setelah
mengikuti suatu program tertentu, jenis penilaian ini juga berfungsi untuk
memperbaiki proses belajar mengajar.
c.
Tes sumatif.
Tes ini
dilakukan setelah pemberian sekelompok program atau pokok bahasan berakhir.
Jenis penilaian ini berfungsi untuk menentukan angka kemajuan hasil belajar
peserta didik.
Sedangkan
evaluasi dengan cara nontes hanya dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
terhadap tingkah laku peserta didik tanpa memberikan pertanyaan secara langsung
kepada peserta didik.
Setelah hasil
dari evaluasi didapatkan, ada 2 hal yang dapat dilakukan untuk menindak lanjuti
hasil evaluasi tersebut yaitu sebagai berikut :
a.
Program remedial.
Ada beberapa
alasan yang menjadi alasan perlunya dilakukan remedial terhadap peserta didik
yaitu sebagai berikut :
1) Masih
banyak peserta didik yang menunjukkan belum dapat mencapai prestasi yang
diharapkan.
2) Guru
bertanggung jawab atas keseluruhan prises pendidikan, yang berarti bertanggung
jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui pencapaian standar kompetensi
yang diharapkan.
3) Pengajaran
remedial diperlukan dalam rangka melaksanakan proses belajar yang sebenarnya,
yaitu sebagai proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan.
4)
Pengajaran remedial merupakan salah satu
bentuk pelayanan bimbingan dan penyuluhan melalui interaksi belajar mengajar.
Secara umum
tujuan pelaksanaan remedial adalah untuk menyembuhkan atau membantu peserta
didik yang mengalami kesulitan belajar agar dapat mencapai prestasi belajar
yang diharapkan, baik dalam segi kepribadian peserta didik maupun dalam segi
proses belajar mengajar.
Sedangkan secara
khusus, tujuan remedial adalah untuk :
1) Peserta
didik memahami dirinya sendiri.
2) Peserta
didik dapat mengubah/memperbaiki cara-cara belajar ke arah yang lebih sesuai
dengan kesulitan yang dialaminya.
3) Dapat
memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
4) Dapat
mengatasi hambatan belajar yang menjadi latar belakang kesulitannya.
5) Dapat
mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan yang baru yang dapat mendorong
tercapainya hasil belajar yang lebih baik.
6)
Peserta didik dapat melaksanakan
tugas-tugas belajar yang diberikan.
Teknik-teknik
yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan remedial adalah sebagai berikut :
1) Dengan
memberikan tugas/soal pekerjaan rumah bagi peserta didik yang lambat menerima
pelajaran.
2) Dengan
memberikan tugas/soal yang dikerjakan di kelas pada jam pelajaran tersebut
berlangsung, sedangkan peserta didik lain melanjutkan proses pembelajaran.
b.
Program pengayaan.
Jika pada
program remedial yang menjadi sasaran adalah peserta didik yang memiliki
kesulitan belajar, justru pada program pengayaan yang menjadi sasaran adalah
peserta didik yang tidak mengalami kesulitan belajar dan bahkan cepat menerima
pelajaran.
Ada 2 strategi
yang dapat dilakukan untuk melakukan program pengayaan yaitu :
1) Pengayaan
yang memiliki hubungan dengan topik modul pokok misalnya peserta didik yang
telah menguasai cara berwudhu dapat diberi pengayaan mengenai manfaat wudhu
dari segi kesehatan.
2) Pengayaan
yang tidak memiliki hubungan dengan topik modul pokok misalnya peserta didik
yang telah menguasai cara berwudhu maka dapat diberi pengayaan mengenai praktek
pelaksanaan shalat.
4.
Mutasi peserta didik.
Secara garis besar mutasi peserta
didik diartikan sebagai “proses perpindahan peserta didik dari sekolah satu ke
sekolah yang lain atau perpindahan peserta didik yang berada didalam sekolah[8]”.
Dari definisi
diatas, maka mutasi peserta didik dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :
a.
Mutasi ekstern.
Mutasi ini
adalah perpindahan peserta didik dari sekolah yang satu ke sekolah yang lain,
tujuan dilakukannya mutasi ekstern
adalah :
1) Mutasi
dilakukan agar peserta didik dapat mengikuti pendidikan di sekolah sesuai
dengan keadaan dan kemampuan peserta didik serta keadaan lingkungan yang
mempengaruhinya.
2) Memberikan
perlindungan kepada sekolah tertentu untuk dapat tumbuh dan berkembang secara
wajar sesuai dengan keadaan, kemampuan sekolah serta lingkungan yang
mempengaruhinya.
b.
Mutasi intern.
Mutasi ini
merupakan perpindahan peserta didik dalam suatu sekolah misalnya kenaikan kelas
bagi peserta didik yang telah memenuhi persyaratan untuk naik kelas.
C. Tujuan
dan fungsi manajemen peserta didik.
Tujuan manajemen peserta didik
secara umum adalah “mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar
kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah; lebih
lanjut, proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan
teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan
tujuan pendidikan secara keseluruhan[9]”.
Sedangkan tujuan
manajemen peserta didik secara khusus dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik.
2. Menyalurkan
dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan) bakat dan minat peserta didik.
3. Menyalurkan
aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
4.
Dengan terpenuhinya poin 1, 2, dan 3
diatas diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan
hidup, yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan cita-citanya dapat
tercapai.
Secara umum fungsi manajemen
peserta didik adalah “sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan
diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya,
segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya, dan segi-segi potensi
peserta didik lainnya[10]”.
Dari penjelasan
diatas dapat dirumuskan fungsi manajemen peserta didik dalam lingkup yang lebih
terperinci yaitu sebagai berikut :
1.
Fungsi yang berkenaan dengan
pengembangan individualitas peserta didik.
Ini membuat
peserta didik mampu mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa
banyak hambatan, potensi-potensi tersebut meliputi kemampuan umum yaitu kecerdasaan,
kemampuan khusus yaitu bakat, dan kemampuan-kemampuan lainnya.
2.
Fungsi yang berkenaan dengan
pengembangan segi sosial peserta didik.
Fungsi ini
berkaitan erat dengan hakikat peserta didik sebagai mahluk sosial, fungsi ini
membuat peserta didik mampu bersosialisasi dengan teman sebayanya, dengan orang tuanya, dengan
keluarganya, dengan lingkungan sekolahnya, dan lingkungan masyarakat
disekitarnya.
3.
Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran
aspirasi dan harapan peserta didik.
Fungsi ini
diharapkan mampu membuat peserta didik bisa menyalurkan hobi, kesenangan, dan
minatnya, sebab hal tersebut dapat menunjang perkembangan diri peserta didik
secara keseluruhan.
4.
Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan
kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik.
Fungsi ini membuat
peserta didik sejahtera dalam menjalani hidupnya, sebab jika hidup seorang
peserta didik sejahtera maka ia akan memikirkan kesejahteraan sesamanya.
Ada 3 macam
pendekatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan dan fungsi manajemen
peserta didik diatas yaitu :
1.
Pendekatan kuantitatif (The kuantitative approach).
Pendekatan ini
lebih menitik beratkan pada segi-segi administrasi dan birokratif lembaga
pendidikan. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan dapat memenuhi
tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan lembaga pendidikan tempat peserta didik
itu berada.
Wujud pendekatan
ini pada manajemen peserta didik secara operasional adalah dengan mengharuskan
kehadiran secara mutlak bagi peserta didik di sekolah, memperketat presensi,
penuntutan disiplin yang tinggi, dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan,
dengan demikian diharapkan peserta didik menjadi mampu.
2.
Pendekatan kualitatif (The kualitative approach).
Dibandingkan
dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan membuat peserta didik menjadi
mampu, pendekatan ini bertujuan untuk membuat peserta didik menjadi senang dan
sejahtera. Asumsi pendekatan ini adalah jika peserta didik senang dan
sejahtera, maka mereka dapat belajar dengan baik, selain itu mereka juga akan
senang mengembangkan dirinya sendiri di lembaga pendidikan yang mereka tempati.
Pendekatan ini juga menekankan perlunya penyediaan iklim yang kondusif dan
menyenangkan bagi pengembangan diri secara optimal.
3.
Pendekatan padu.
Pendekatan ini
merupakan perpaduan antara kedua pendekatan diatas, didalam pendekatan ini
peserta didik diminta memenuhi tuntutan-tuntutan birokratif dan administratif
di sekolah dan sekolah juga menawarkan insentif-insentif lain yang dapat
memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik, misalnya peserta didik
diminta untuk menyelesaikan tugas-tugas berat yang diberikan dari pihak lembaga
pendidikan, dan lembaga pendidikan menyediakan iklim yang kondusif untuk
menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan singkat
makalah kami ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Manajemen
peserta didik adalah suatu usaha untuk mengatur, mengelola, dan melayani segala
hal yang berkaitan dengan peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk
sekolah sampai peserta didik tersebut lulus dari sekolah.
2. Ruang
lingkup manajemen peserta didik meliputi kegiatan perencanaan peserta didik,
pembinaan peserta didik, evaluasi peserta didik, dan mutasi peserta didik.
3. Manajemen
peserta didik bertujuan untuk mengatur segala kegiatan peserta didik agar
kegiatan tersebut dapat menunjang proses belajar mengajar, sehingga tujuan
sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan dapat dicapai.
4. Manajemen
peserta didik berfungsi sebagai wahana untuk mengembangkan potensi diri peserta
didik seoptimal mungkin, baik yang berkaitan dengan segi individualitas, segi
sosial, segi aspirasi, segi pemenuhan kebutuhan, dan segi-segi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Grf Tony. Manajemen peserta didik,
http://studentgoblog.blogspot.com/2012
/04/manajemen-peserta-didik.html
Junaidi Wawan. Definisi tes.
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/12/
definisi-tes.html
ika Likha. Manajemen peserta didik. http://likha-ika.blogspot.com/2011/11/
manajemen-peserta-didik.html
mulyasa Enco. 2002. Manajemen berbasis sekolah. Bandung: PT. Remaja
rosdakarya.
Sudrajat Akhmad. Konsep dasar manajemen peserta didik.
http://akhmadsudra
jat.wordpress.com/2010/02/14/konsep-dasar-manajemen-peserta-didik/
Trisakti
Yayasan. 2009. Dasar-dasar manajemen.
Jakarta: Grasindo.
Wikipedia. Peserta didik.
http://id.wikipedia.org/wiki/Peserta_didik
[1]
Yayasan Trisakti, Dasar-dasar manajemen
(Jakarta: Grasindo, 2009), hal. 1
[2]
Wikipedia, Peserta didik,
http://id.wikipedia.org/wiki/Peserta_didik
[3]
Akhmad Sudrajat, Konsep dasar manajemen
peserta didik, http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/14/konsep-dasar-manajemen-peserta-didik/
[4]
ibid.
[5]
Tony Grf, Manajemen peserta didik,
http://studentgoblog.blogspot.com/2012/04/manajemen-peserta-didik.html
[6]
Wawan Junaidi, Definisi tes,
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/12/definisi-tes.html
[7]
Tony Grf, loc. cit.
[8]
ibid.
[9]
Akhmad Sudrajat, loc. cit.
[10]
ibid.
Silahkan teman-teman klik link di bawah ini jika
teman-teman ingin mendownload makalah ini secara gratis.
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Makalah. Manajemen peserta didik/kesiswaan ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya
true religion jeans
BalasHapusmichael kors outlet
sac louis vuitton pas cher
replica watches
louis vuitton canada
coach outlet
pandora charms
polo ralph lauren outlet
louis vuitton outlet store
michael kors outlet clearance
2016923caiyan