السلام عليكم ورحمةالله وبركاته!

Deal with the problem yourself and acknowledge existence of life, but do not let yourself be mastered. Let yourself aware of the situation of education in the form of patience, happiness, and understanding the meaning

Hadapilah masalah hidup dirimu dan akuilah keberadaannya, tetapi jangan biarkan dirimu dikuasainya. Biarkanlah dirimu menyadari adanya pendidikan situasi berupa kesabaran, kebahagiaan, dan pemahaman makna.

Rabu, 05 Desember 2012

Aliran Asy’ariyah


Aliran ini didirikan oleh Abu Hasan Al Asy’ari, nama  lengkap beliau adalah Abu Hasan  Ali bin Isma’ il bin Abi Basyar Ishaq bin Salim  bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah Amir bin Abu Musa Al Asy’ari.
Sebelum mendirikan aliranAsy’ariyah, Abu Hasan merupakan seorang penganut Mu’tazilah yang sangat menguasai ajaran-ajaran mu’tazilah.
Banyak sumber yang menjelaskan latar belakang  keluarnya Abu Hasan dari paham Mu’tazillah diantaranya :
Sumber pertama memberitakan bahwa Al Asy’ari mengalami  pergolakan batin yang  berakhir  pada keputusan untuk keluar dari aliran Mu’tazilah.
Sumber kedua menceritakan Terjadinya  perdebatan antara Al Asy’ari dengan Al Jubbi (seorang tokoh pembesar Mu’tazilah) yang merupakan guru dan sekaligus ayah tirinya, namun pada akhirnya Al Jubbi tidak dapat menjawab pertanyaan dari Al Asy’ari.
Sumber lain menjelaskan bahwa pada bulan Ramadhan Al Asy’ari bermimpi bertemu Rasulullah SAW  dan memberitahukan kepadanya bahwa mazhab Ahlul Hadits yang benar, setelah itu ia merenung selama 15 hari yang membuatnya mantap keluar dari aliran Mu’tazilah.
Berikut ini adalah ajaran-ajaran pokok dari aliran Asy’ariyah :
1.      Tentang sifat  Allah.
Asy’ariyah berpendapat bahwa Allah memiliki  sifat-sifat tertentu, misalnya  Allah mengetahui sesuatu  dengan sifat ilmu-Nya bukan dzat-Nya, begitu pula Allah berkuasa  dengan sifat kudrah-Nya bukan dengan dzat-Nya.
2.      Dalil adanya  Allah.
Menurut Asy’ariyah manusia wajib percaya akan adanya Allah, karena hal tersebut telah diperintahkan oleh Allah dan ditangkap oleh akal, dalam hal ini Al Qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan dan akal adalah instrumennya.
3.      kekuasaan  Allah dan perbuatan manusia.
Dalam  hal ini Asy’ariyah sependapat  dengan aliran Jabariyah, meskipun sebelumnya Asy’ariyah mengambil jalan tengah antara pendapat Jabariyah dan Mu’tazilah.  Akan tetapi seiring berjalannya waktu Asy’ariyah menjatuhkan pilihannya kepada pendapat Jabariyah bahwa manusia memiliki kemampuan mewujudkan perbuatannya.
4.      Melihat Allah di akhirat.
Asy’ariyah berpendapat bahwa kita dapat melihat Allah di akhirat, alasannya sifat-sifat yang tidak dapat diberikan Allah hanyalah sifat-sifat yang mengarah kepada pengertian mengenai penciptaan Allah,  sedangkan sifat melihat Allah di akhirat tidak mengarah kepada pengertian penciptaan Allah karena apa yang dapat dilihat tidak  mesti mengandung pengertian penciptaanya.
5.      Kedudukan Al Qur’an.
Menurut Asy’ariyah Al Qur’an merupakan manifestasi dari kalam  Allah yang qadim dan tidak diciptakan, sebab jika Al Qur’an diciptakan diperlukan kata kun yang tidak akan ada  habisnya.
Baca artikel menarik lainnya :
Judul : Aliran Asy’ariyah; Ditulis oleh Syarif; Rating: 5 dari 5
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Aliran Asy’ariyah ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya

1 komentar:

Belajar Blog dan SEO di trikmudahseo.blogspot.com - Support www.evafashionstore.com