السلام عليكم ورحمةالله وبركاته!

Deal with the problem yourself and acknowledge existence of life, but do not let yourself be mastered. Let yourself aware of the situation of education in the form of patience, happiness, and understanding the meaning

Hadapilah masalah hidup dirimu dan akuilah keberadaannya, tetapi jangan biarkan dirimu dikuasainya. Biarkanlah dirimu menyadari adanya pendidikan situasi berupa kesabaran, kebahagiaan, dan pemahaman makna.

Senin, 25 Juni 2012

Mimi Mariani Lusli dosen tunanetra Universitas Admajaya Indonesia


Wanita kelahiran Jakarta 17 Desember 1962 ini merupakan dosen tunanetra pertama Universitas Admajaya Jakarta. Anggapan bahwa penyandang tunanetra Cuma bisa jadi tukang pijit atau pemain music menjadi pemicu bagi Mimi Mariani Lusli untuk membuktikan bahwa tunanetra mampu meniti karir sama dengan orang-orang lain yang tidak memiliki keterbatasan fisik.
Anak ketiga dari empat bersaudara ini mulai mengalami masalah pada penglihatannya pada usia 10 tahun ketika duduk di kelas 4 SD Candranaya Jakarta barat, ia di ponis oleh dokter mengidap penyakit retinitis pigmentosa, penyakit ini merupakan penyakit genentik yang menyebabkan degenerasi pada fotoreseptor retina secara perlahan yang mengakibatkan kehilangan penglihatan secara progresif. Pada usia 17 tahun anak dari pasangan Kuswandi Lusli dan Yuliawati ini harus menerima kenyataan bahwa ia harus kehilangan penglihatannya secara total ditambah lagi ponis dokter bahwa penyakitnya belum dapat disembuhkan karena mengenai saraf mata dan juga merupakan penyakit genetic.
Pada awalnya Mimi Mariani Lusli juga sempat terpuruk, ia merasa iri kepada kakak dan adiknya yang dapat melakukan kegiatan secara normal, ia bahkan pernah mengisolasi diri dari dunia luar karena malu. Tapi karena dorongan motivasi dari keluarga dan orang terdekatnya ia mampu bangkit kembali. “saya bangkit setelah membandingkan kondisi teman-teman tunagrahita, mereka punya mata dan kuping, tapi tidak pernah dipakai secara baik” ujar wanita yang bernama lengkap Veronika Laetitia Mimi Mariani Lusli.
Mimi menjalani pendidikan menengahnya di SPG (SekolahPendidikan Guru) Santa Maria pada tahun 1982 sampai 1985, setelah itu ia melanjutkan pendidikan strata 1nya di IKIP Santa Dharma Yogyakarta pada tahun 1985 hingga 1989. Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya dengan mengambil S2 master of seins di UI (Universitas Indonesia) Depok tahun 1995 hingga 1997. Tak hanya sampai disitu saja, Mimi mendapatkan beasiswa dari British Council sehingga mampu lulus program studi Master of international Comunication di Leeds University Ingris pada tahun 2003. Pada tahun 2011 Mimi menjalani program Doktornya di Vaculty of earth and life Sciences Universitas of Amsterdam Belanda. “bagiku belajar itu mengasyikan” kata Mimi ketika diwawancarai dalam acara Kickandy yang ditayangkan oleh metroTV.
Didalam acara itu pula Mimi membagikan trik belajarnya yaitu dengan konsentrasi tinggi dalam menyimak pelajaran yang diberikan oleh sang guru. Selain itu, Mimi juga terkadang mengajak temannya untuk berdiskusi atau mengajak temannya yang kutu buku untuk membaca buku di perpustakaan. Mimi juga terkadang dibantu oleh sanak keluarganya dan orang terdekatnya untuk membaca buku pelajaran serta untuk menyelesaikan tugas perkuliahannya.
Mimi juga merupakan salah satu tokoh pendiri Yayasan Mitra netra yang berfokus pada pendampingan terhadap para penyandang tuna netra. Selain mendirikan sebuah yayasan Mimi juga sangat aktif dalam berbagai organisasi yang konsen terhadap masalah disabilitas misalnya PERTUNI (Persatuan Tunanetra Indonesia). Tahun 1991 – 2003 Mimi mengajarkan metode bergaul dan komunikasi dengan penyandang divable di Universitas Admajaya, dan kini Mimi sedang merancang sebuah metode pembelajaran tentang teori disabilitas bagi penyandang divable maupun bagi orang normal yang dimatangkan oleh Universitas Indonesia. Mimi berharap dengan mempelajari mata kuliah tersebut para mahasiswa akan lebih bisa peka terhadap sesama khususnya terhadap para penyandang divable. Mimi Mariani Lusli kini juga telah mendirikan sebuah Institut yang diberi nama Mimi institut yang tentunya bertujuan agar antara penyandang divable khususnya tunanetra dan orang normal tidak ada lagi jurang pemisah, dan mampu memahami satu sama lain, serta para penyandang divable khususnya tunanetra akan memiliki kehidupan yang lebih baik.

Baca artikel menarik lainnya :
Judul : Mimi Mariani Lusli dosen tunanetra Universitas Admajaya Indonesia; Ditulis oleh Syarif; Rating: 5 dari 5
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Mimi Mariani Lusli dosen tunanetra Universitas Admajaya Indonesia ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya

1 komentar:

Belajar Blog dan SEO di trikmudahseo.blogspot.com - Support www.evafashionstore.com