السلام عليكم ورحمةالله وبركاته!

Deal with the problem yourself and acknowledge existence of life, but do not let yourself be mastered. Let yourself aware of the situation of education in the form of patience, happiness, and understanding the meaning

Hadapilah masalah hidup dirimu dan akuilah keberadaannya, tetapi jangan biarkan dirimu dikuasainya. Biarkanlah dirimu menyadari adanya pendidikan situasi berupa kesabaran, kebahagiaan, dan pemahaman makna.

Selasa, 07 Februari 2017

Hadist Tentang Persaudaraan Dalam Ilmu Pengetahuan

TEKS HADIST
حَدِيثُ النُّعْمَاَنِ بْنِ بَشِيْرٍ. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م.
(( تَرَى الْمُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ، وَتَوَادِّهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ، كَمَثَلِ الجَسَدِ. إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا، تَدَاعَى لَهُ ساَئِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهْرِ وَ الحُمَّى)). (أخرجه البخارى)[1]
Hadits An-Nu’man bin Basyir ra. Di mana ia berkata : “Rasulullah saw. Bersabda : “Kamu melihat kaum mu’minin di dalam sayang- menyayangi, cinta-mencintai dan lemah lembut di dalam pergaulan mereka adalah seperti satu badan, di mana jika ada satu anggota yang mengeluh sakit maka anggota-anggota yang lain ikut merasakannya dengan tidak bisa tidur dan demam”.(Dikeluarkan oleh Bukhari).
Hadist diatas diriwayatkan oleh beberapa perawi hadist diantaranya :
1.      Imam Bukhori dalam kitab adab, hadits no: 27/2018.
2.      Imam Muslim dalam kitab birrun (kepatuhan), hadits no: 66
3.      Imam Ahmad bin Hanbal, dalam musnad Ahmad ibnu Hanbal, juz 4 halaman 270.
Hadist ini membahas mengenai persaudaraan antar kaum muslim. Kata تَرَاحُمِهِمْ (saling menyayangi). Maksudnya adalah sesama mukmin harus saling sayang menyayangi antara mukmin satu dengan mukmin yang lain tanpa ada sebab tertentu yang membuatnya terpaksa untuk mengasihi.
Kata تَوَادِّهِمْ (saling mencintai), menjelaskan bahwa seorang mukmin dengan mukmin yang lain dianjurkan untuk saling mencintai dengan apa yang dia sukai. Dengan mempererat persaudaraan dapat menimbulkan kecintaan, seperti menjenguk orang sakit, bersilahturahmi dan lain sebagainya.
Kata تَعَاطُفِهِمْ (saling tolong-menolong), menjelaskan bahwa manusia (mukmin) dianjurkan untuk saling tolong-menolong antara satu sama lain, karena manusia (mukmin) tidak akan bisa hidup tanpa bantuan manusia yang ada disekitarnya.
Selanjutnya kalimat : كَمَثَلِ الجَسَدِ، إِذَا اشْتَكىَ عُضْوٌ، تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَ الحُمَّى (adalah seperti satu badan, di mana jika ada satu anggota yang mengeluh sakit maka anggota-anggota yang lain ikut merasakannya dengan tidak bisa tidur dan demam). Maksudnya, apabila seseorang mukmin bersedih atau mendapatkan musibah, maka komunitas mukmin yang lain akan ikut merasakannya
Jika hadist ini dikaitkan dengan dunia pendidikan, ini mengisyaratkan kita untuk saling berbagi ilmu pengetahuan. Sebagai seorang saudara tentunya tidak rela jika saudara kita terjebak dalam kebodohan. Bentuk kasih sayang dan wujud pertolongan kita antar sesama muslim dapat dibuktikan dengan saling berbagi ilmu pengetahuan.
Dalam dunia pendidikan setidaknya ada 2 komponen utama yang harus ada, yakni pendidik dan peserta didik. Seorang pendidik bertanggung jawab untuk membagi ilmunya, dan seorang peserta didik berkewajiban untuk tekun menuntut ilmu.
Ketika kedua komponen ini bersinergi dengan baik, akan menciptakan proses pendidikan yang lancar. Pendidik melaksanakan tugasnya dengan hati yang ikhlas, dan peserta didik menjalani aktifitasnya dengan sungguh-sungguh. Dengan mempedomani hadist diatas, seorang pendidik akan sadar bahwa ia harus memberikan pertolongan kepada orang-orang di sekitarnya dengan ilmu yang ia miliki.
Tak hanya dibangun di atas dasar asas saling tolong menolong atas sesama muslim, pendidikan juga harus berlandaskan pada kasih sayang agar proses pendidikan tidak menjadi ajang penyiksaan yang menjadi momok yang yang menakutkan bagi peserta didik.
Saat ini pendidikan tanpa kekerasan telah menjadi wacana yang begitu banyak memancing pro dan kontra di tengah masyarakat. Sebagian kalangan yang mendukung wacana tersebut menganggap bahwa kekerasan terhadap siapapun merupakan pelanggaran yang harus diberi sanksi baik sanksi pidana maupun sanksi sosial. Mereka juga beranggapan bahwa kekerasan terhadap peserta didik tidak menjadi solusi tapi justru bisa mendatangkan masalah baru misalnya efek trauma pada peserta didik.
Sedangkan bagi kalangan yang mendukung pemberian sanksi kekerasan kepada peserta didik berpandangan bahwa hal tersebut perlu dilakukan agar memberikan efek jera kepada peserta didik yang melakukan pelanggaran. Selain itu, mereka juga berpatokan pada pengalaman mereka yang juga pernah mengalami hal yang sama dan mereka merasa mendapatkan dampak positif pada kehidupan mereka berupa kesuksesan, kedisiplinan, rasa tanggung jawab dan sebagainya.
Perdebatan mengenai hal tersebut membuat sebagian pendidik kehilangan pola mendidik karena bayang-bayang rasa takut akan melanggar aturan akibat melakukan kekerasan. Hal ini jika terus berlarut-larut akan membuat pendidik menjadi acuh tak acuh terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didiknya.
Pemberian sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik pada dasarnya merupakan bentuk kasih sayang dan kepedulian pendidik terhadap peserta didiknya. Pendidik tidak ingin anak didiknya tersesat dan melakukan kesalahan. Seorang pendidik ingin anak didiknya menjadi yang terbaik dengan mengamalkan ilmu sesuai dengan apa yang diajarkan.
Olehnya itu, seorang pendidik mestinya diberi keleluasan untuk menentukan pola pendidikan yang menurutnya tepat tanpa dibatasi oleh aturan yang mengekang. Hal ini tentunya juga berlaku pada cara pemberian sanksi, seorang pendidik semestinya diberi hak penuh untuk menentukan pemberian sanksi yang tepat kepada peserta didiknya.
Terkait dengan ketakutan sebagian kalangan akan efek traumatis yang akan diderita oleh peserta didik, hal ini dapat diatasi dengan jalan menyeleksi orang-orang yang pantas menjadi pendidik. Seharusnya dalam proses penyeleksian pendidik harus melalui tes kejiwaan , agar pendidik yang diamanatkan untuk membina generasi penerus bangsa adalah orang yang betul-betul tepat.
Tidak hanya itu, seorang pendidik juga wajib menanamkan dalam hatinya bahwa proses pendidikan yang ia lakukan harus didasari oleh rasa persaudaraan antar sesama muslim dengan senantiasa mengedepankan rasa tanggung jawab, kasih sayang dan prinsip tolong-menolong dalam kebaikan.
KESIMPULAN
Persaudaraan dalam pendidikan diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab untuk saling berbagi ilmu sesama kaum muslimin. Selain itu, rasa kasih sayang menjadi pedoman setiap pendidik dalam melakukan proses pembinaan kepada peserta didik termasuk dalam hal pemberian sanksi yang pada hakikatnya merupakan bentuk kepedulian seorang pendidik .
Pendidik juga semestinya diberikan keleluasaan untuk mendesain pola pendidikan yang menurutnya tepat tanpa perlu dibayang-bayangi oleh ketakutan akan melakukan pelanggaran terhadap aturan. Aturan yang ada sebaiknya menjadi referensi tersendiri bagi para pendidik dalam menyusun pola pendidikan yang menurutnya tepat.
Baca artikel menarik lainnya :
Judul : Hadist Tentang Persaudaraan Dalam Ilmu Pengetahuan; Ditulis oleh Syarif; Rating: 5 dari 5
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Hadist Tentang Persaudaraan Dalam Ilmu Pengetahuan ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belajar Blog dan SEO di trikmudahseo.blogspot.com - Support www.evafashionstore.com