السلام عليكم ورحمةالله وبركاته!

Deal with the problem yourself and acknowledge existence of life, but do not let yourself be mastered. Let yourself aware of the situation of education in the form of patience, happiness, and understanding the meaning

Hadapilah masalah hidup dirimu dan akuilah keberadaannya, tetapi jangan biarkan dirimu dikuasainya. Biarkanlah dirimu menyadari adanya pendidikan situasi berupa kesabaran, kebahagiaan, dan pemahaman makna.

Rabu, 19 September 2012

Angkie Yudistia perempuan tunarungu penembus batas


Wanita berparas cantik nan anggun ini merupakan sosok perempuan muda yang meskipun memiliki sedikit kekurangan, akan tetapi mempunyai segudang prestasi yang belum tentu dipunyai oleh orang-orang lain yang nondisabilitas.
Menjadi tunarungu pada usia 10 tahun tidak membuat Angkie kecil dan keluarganya patah semangat, ia terus menapaki tangga kehidupan yang telah digariskan tuhan kepadanya tanpa banyak mengeluh.
Sejak kecil Angkie bersekolah di lembaga pendidikan reguler bersama murid-murid lain yang nondisabilitas. Ledekan dari teman-temannya atas kekurangan yang ia miliki ia hadapi dengan santai, meskipun didalam hati ia merasakan kesedihan karena ledekan tersebut. Masalah komunikasi 2 arah juga menjadi masalah yang cukup pelik dirasakan oleh Angkie selama menjalani studinya di lembaga pendidikan reguler, akan tetapi masalah tersebut dapat terselesaikan dengan bantuan orang-orang berhati mulia yang memaklumi kekurangan yang ia miliki dan mau membantunya.
Demi menyeimbangkan dirinya dengan teman-temannya yang nondisabilitas, Angkie berjuang 2 kali lipat dalam belajar, pagi hari ia belajar dengan tekun di sekolah dan sore hari ia bersungguh-sungguh mengikuti bimbingan belajar.
Usaha dan perjuangan Angkie dalam menuntut ilmu akhirnya berbuah manis ketika ia berhasil menyelesaikan program S2nya pada jurusan marketing komunikasi di The London School Of Public Relations Jakarta.
Tidak hanya sampai disitu saja, Angkie Yudistia terus mengukir namanya denga tinta emas dengan prestasi-prestasinya misalnya terpilih sebagai the most fearless female 2008 pada majalah cosmopolitan, dan menjadi miss congeniality dari Nature. Selain itu Angkie juga sering diundang ke luar negeri untuk mengikuti workshop dan trining mengenai disabilitas, ia pernah diundang oleh salah satu organisasi international ke Paris untuk brainstorming bersama tentang permasalahan disabilitas di Asia, dan ke Bangkok untuk brainstorming bersama tentang permasalahan disabilitas di Indonesia.
Angkie percaya dengan sebuah ungkapan “Kita akan pintar dengan membaca buku, tapi kita akan menjadi bijak dengan pengalaman”, hal itu memotifasi Angkie untuk mengikuti berbagai kompetisi untuk menambah pengalaman seperti ajang pemilihan abang none jakarta 2008.
Pada saat mengikuti kompetisi tersebut, Angkie sempat tidak  bisa menjawab sebuah pertanyaan yang dilontarkan panitia, bukan karena ia tidak tahu tapi justru karena ia tidak mendengar pertanyaan tersebut, tapi berkat kejujuran dan kemampuan beradaptasinya yang sangat baik berbagai tahap seperti penjurian dan karantina dapat Angkie lalui dengan sempurna.
Tahun 2008 juga Angkie mulai mencicipi dunia perkantoran, apa yang harus ia kerjakan, bagaimana menerima pesan dari atasan, atau bagaimana beradaptasi dengan lingkungan menjadi kendala utama di masa-masa awal  ia bekerja.
3 tahun bekerja di dunia perkantoran, pada tahun 2011 Angkie keluar dari pekerjaannya dan mendirikan sebuah lembaga bersama seorang dosen dan seorang temannya yang diberi nama Thisable Enterprise. Thisable Enterprise merupakan social enterprise yang berbentuk yayasan yang bertujuan mencetak penyandang divable menjadi seorang wirusahawan. Selain itu lembaga ini juga bermitra  dengan sebuah perusahaan untuk program CSR (Corporate social responsibility) dengan isu disabilitas. Dengan kata lain lembaga ini adalah sebuah bisnis sosial yang memberi keuntungan finansial bagi penyandang divable.
Roda kehidupan Angkie Yudistia terus berjalan, ia terus mengukir prestasinya dan meluncurkan buku perdananya diakhir tahun 2011 yang berjudul “Perempuan tunarungu menembus batas”, buku tersebut berisi pengalamannya menjadi perempuan tunarungu serta ingin berbagi bagaimana seorang penyandang tunarungu menghadapi konflik kehidupan. Lewat bukunya pula Angkie ingin menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang dunia disabilitas, ia ingin menyampaikan pada masyarakat nondisabilitas bahwa kita semua sama, tidak ada yang berbeda, karena itu setiap manusia memiliki jalan untuk menggapai impiannya masing-masing.
“Life only once, make it wort”, sebuah pepatah yang mampu membakar semangatnya sehingga mampu bangkit dari keterpurukan dan menembus berbagai dinding penghalang yang menghalanginya menggapai impian yang telah ia cita-citakan.
Kesuksesan yang ia raih tidak membuat Angkie menjadi pribadi yang angkuh, tapi justru membuatnya lebih senang berbagi. Kini Angkie sedang menyiapkan berbagai program bagi para penyandang divable dan membuka layanan konsultasi gratis melalui me@angkie.yudistia.com.
Menurut Angkie setiap orang harus berani mengambil keputusan mau sukses, atau hanya menerima nasib, atau ingin menembus batas, semuanya tergantung pada diri sendiri. “Setidaknya spread the love, ignite the hope, bantu diri sendiri dulu, lalu setelah itu membantu yang membutuhkan” ujar Angkie.
Sumber : Kartunet.
Baca artikel menarik lainnya :
Judul : Angkie Yudistia perempuan tunarungu penembus batas; Ditulis oleh Syarif; Rating: 5 dari 5
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Angkie Yudistia perempuan tunarungu penembus batas ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belajar Blog dan SEO di trikmudahseo.blogspot.com - Support www.evafashionstore.com