السلام عليكم ورحمةالله وبركاته!

Deal with the problem yourself and acknowledge existence of life, but do not let yourself be mastered. Let yourself aware of the situation of education in the form of patience, happiness, and understanding the meaning

Hadapilah masalah hidup dirimu dan akuilah keberadaannya, tetapi jangan biarkan dirimu dikuasainya. Biarkanlah dirimu menyadari adanya pendidikan situasi berupa kesabaran, kebahagiaan, dan pemahaman makna.

Selasa, 06 November 2012

Aliran qadariyah


Secara bahasa kata qadariyah berasal dari bahasa arab qadara yang berarti kemampuan dan kekuatan. Sedangkan secara istilah qadariyah diartikan sebagai sebuah aliran yang mempercayai bahwa segala tindakan manusia tidak diinterfensi oleh Allah. Aliran ini berpendapat bahwa setiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya,  ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya sesuai dengan kehendaknya sendiri.
Harun Nasution menegaskan bahwa aliran ini berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendaknnya dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar tuhan.
Secara pasti belum dapat ditentukan kapan awal mula munculnya aliran qadariyah ini, akan tetapi menurut Ahmad Amin ada sebagian pakar teologi yang mengatakan bahwa qadariyah pertama kali dimunculkan oleh Ma’bad Al-Jauhani dan Ghilan Ad-Dimasyqi sekitar tahun 70 H/689 M.
Selain itu Ibnu Nabatah dan Muhammad Ibnu Syu’ib berpendapat bahwa awal mula munculnya aliran qadariyah dimunculkan oleh orang Iraq yang bernama Susan yang pada awalnya beragama kristen yang kemudian masuk islam dan kembali memeluk agama kristen.
w. Montgomery Watt juga menemukan dokumen lain yang menyatakan bahwa paham qadariyah terdapat dalam kitab Ar-Risalah yang ditulis oleh Hasan Al-Basri untuk khalifah Abdul Malik pada tahun 700 M.
Secara garis besar aliran ini berpendapat bahwa manusia berkuasa atas perbuatan-perbuatannya sendiri, mulai dari perbuatan baik maupun perbuatan buruk dan berhak mendapat ganjaran sesuai dengan perbuatannya tersebut, jika berbuat baik akan diganjar dengan surga dan jika berbuat buruk akan diganjar dengan neraka di akhirat kelak.
Dengan pemahaman seperti ini tidak ada alasan untuk menyandarkan perbuatan kepada Allah, berikut beberapa dalil Al Qur’an yang mereka jadikan dasar pemahaman mereka :
È@è%ur ,ysø9$# `ÏB óOä3În/§ ( `yJsù uä!$x© `ÏB÷sãù=sù ÆtBur uä!$x© öàÿõ3uù=sù 4 !$¯RÎ) $tRôtGôãr& tûüÏJÎ=»©à=Ï9 #·$tR xÞ%tnr& öNÍkÍ5 $ygè%ÏŠ#uŽß  4 bÎ)ur (#qèVŠÉótGó¡o (#qèO$tóム&ä!$yJÎ/ È@ôgßJø9$%x. Èqô±o onqã_âqø9$# 4 š[ø©Î/ Ü>#uޤ³9$# ôNuä!$yur $¸)xÿs?öãB ÇËÒÈ  
dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.(QS. Al Kahfi : 29)
!$£Js9urr& Nä3÷Gu;»|¹r& ×pt7ŠÅÁB ôs% Läêö6|¹r& $pköŽn=÷VÏiB ÷Läêù=è% 4¯Tr& #x»yd ( ö@è% uqèd ô`ÏB ÏYÏã öNä3Å¡àÿRr& 3 ¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ֍ƒÏs% ÇÊÏÎÈ  
dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), Padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: "Darimana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. Ali Imran : 165)
3 žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3
Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.(QS. Ar Ra’d : 11)
`tBur ó=Å¡õ3tƒ $VJøOÎ) $yJ¯RÎ*sù ¼çmç7Å¡õ3tƒ 4n?tã ¾ÏmÅ¡øÿtR 4 tb%x.ur ª!$# $¸JŠÎ=tã $VJŠÅ3ym ÇÊÊÊÈ  
Barangsiapa yang mengerjakan dosa, Maka Sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS. An Nisaa’ : 111)
Adapun ciri-ciri aliran qadariyah adalah sebagai berikut :
1.      Manusia berkuasa penuh untuk menentukan  nasib dan perbuatannya, maka nasib dan perbuatan manusia itu dilakukan dan terjadi atas kehendaknya sendiri tanpa ada campur tangan Allah SWT.
2.      Iman adalah pengetahuan dan pemahaman sedangkan amal perbuatan tidak mempengaruhi iman, misalnya orang yang melakukan perbuatan dosa besar tidak akan mempengaruhi imannya.
3.      Orang yang telah beriman tidak perlu tergesa-gesa melakukan ibadah dan amal-amal kebajikan lainnya.


Baca artikel menarik lainnya :
Judul : Aliran qadariyah; Ditulis oleh Syarif; Rating: 5 dari 5
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Jika mengutip harap berikan link yang menuju ke artikel Aliran qadariyah ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatiannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belajar Blog dan SEO di trikmudahseo.blogspot.com - Support www.evafashionstore.com